EVALUASI RASIONALITAS TERAPI DAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK TERHADAP KEBERHASILAN TERAPI PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI RUANG RAWAT INAP RSM AHMAD DAHLAN KOTA KEDIRI
Abstract
Demam tifoid, sebuah infeksi akut pada sistem pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi atau Salmonella paratyphi, merupakan sebuah masalah kesehatan global, khususnya di negara-negara berkembang. Penyakit ini bisa ditularkan melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut, serta melalui kontak langsung dengan feses, urin, atau sekret penderita. Oleh karena itu, kebersihan dan sanitasi yang baik sangat penting dalam pencegahan penularannya. Terapi yang umum digunakan untuk kasus demam tifoid yang disebabkan oleh Salmonella Typhi adalah antibiotik. Beberapa jenis antibiotik yang sering digunakan meliputi fluorokuinolon, sefalosporin generasi ketiga, kloramfenikol, amoksilin, ampisilin, dan kotrimoksasol.
Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental yang bersifat observasional retrospektif-deskriptif, menggunakan data rekam medis pasien rawat inap yang didiagnosis menderita demam tifoid dan menerima terapi antibiotik selama periode tahun 2021–2022. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa antibiotik seftriakson adalah yang paling banyak digunakan untuk pengobatan demam tifoid, dengan 7 pasien (75,53%) memilihnya. Sementara itu, ampisilin digunakan oleh 11 pasien (11,70%), sefotaksim oleh 6 pasien (6,38%), siprofloksasin oleh 5 pasien (5,31%), dan kloramfenikol oleh 1 pasien (1,06%). Penggunaan antibiotik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pemilihan obat, indikasi penggunaan, pasien yang tepat, dosis yang sesuai, dan interval waktu yang tepat telah dilakukan dengan baik pada sebagian besar pasien, dengan persentase mencapai 100% untuk beberapa kriteria..