EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DAN HASIL TERAPI PADA PASIEN PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD WALUYO JATI KRAKSAAN
Abstract
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit yang umum dapat dicegah dan diobati dengan karakteristik gejala pernapasan dan hambatan aliran udara yang persisten yang diakibatkan oleh abnormalitas saluran napas dan/atau alveolus yang biasanya disebabkan oleh paparan partikel yang berbahaya atau gas yang signifikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi penggunaan obat dan hasi terapi pada pasien PPOK di Instalasi Rawat Jalan RSUD Waluyo Jati Kraksaan pada bulan Februari – Maret 2023. Standar acuan penelitian yaitu Global Initiative for Chronic Obstruktif Lung Disease 2021, dan Formularium Rumah Sakit RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Indikator penilaian meliputi tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat cara pemakaian dan tepat interval waktu. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan analisis deskriptif analitik, pengumpulan data dilakukan secara prospektif dengan metode pengambilan sampel purposive sampling yang dilakukan menggunakan data rekam medik pasien PPOK yang sedang kontrol sedangkan data hasil terapi menggunakan kuisioner COPD Assesment Test (CAT). Hasil penelitian menunjukkan pasien paling banyak mengalami PPOK yaitu berjenis kelamin laki-laki (72,7%) dan berusia 56-65 tahun (50,9%). Penggunaan obat paling banyak yaitu Seretide diskus inhalasi (salmeterol xinafoate dan fluticasone propionate (19,25%), kapsul racikan yang terdiri dari Salbutamol, Aminophilin, Metil prednisolone, Cetirizine (11,8%), dan N-acetylcystein (4,69). Bentuk sediaan yang diberikan pada pasien PPOK yaitu oral (35%) dan inhaler (65%). Berdasarkan ketepatan penggunaan obat meliputi tepat indikasi (100%), tepat obat (56,36%), tepat dosis (100%), tepat cara pemberian (100%), dan tepat interval waktu pemberian (100%). Berdasarkan hasil terapi meliputi efektif (67,3%), cukup efektif (27,3%), dan tidak efektif (5,5%).